Friday, November 02, 2007

Zapin

Zapin masuk ke nusantara sejalan dengan berkembangnya agama Islam sejak abad ke 13 Masehi. Para pedagang dari Arab dan Gujarat yang datang bersama para ulama dan senimannya, menelusuri pesisir nusantara. Di antara mereka ada yang tinggal menetap di tempat yang diminati, dan ada pula yang kembali ke negeri mereka setelah perdagangan mereka usai. Bagi yang menetap kemudian menikahi penduduk setempat dan berketurunan hingga kini.


Zapin Arab oleh Persatuan Arab, Singapura

Zapin, salah satu dari kesenian yang dibawa para pendatang tersebut kemudian berkembang di kalangan masyarakat pemeluk agama Islam. Sekarang kita dapat menemukan zapin hampir di seluruh pesisir nusantara, seperti: pesisir timur Sumatera Utara, Riau dan Kepulauannya, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jakarta, pesisir utara-timur dan selatan Jawa, Nagara, Mataram, Sumbawa, Maumere, seluruh pesisir Kalimantan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Ternate, dan Ambon. Sedangkan di negara tetangga terdapat di Brunei Darussalam, Malaysia dan Singapura.


Zapin Melayu oleh Teater Tari Era, Singapura

Di nusantara, zapin dikenal dalam 2 jenis, yaitu zapin Arab yang mengalami perubahan secara lamban, dan masih dipertahankan oleh masyarakat turunan Arab. Jenis kedua adalah zapin Melayu yang ditumbuhkan oleh para ahli lokal, dan disesuaikan dengan lingkungan masyarakatnya. Kalau zapin Arab hanya dikenal satu gaya saja, maka zapin Melayu sangat beragam dalam gayanya. Begitu pula sebutan untuk tari tersebut tergantung dari bahasa atau dialek lokal di mana dia tumbuh dan berkembang. Sebutan zapin umumnya dijumpai di Sumatera Utara dan Riau, sedangkan di Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu menyebutnya dana. Julukan bedana terdapat di Lampung, sedangkan di Jawa umumnya menyebut zafin. Masyarakat Kalimantan cenderung memberi nama jepin, di Sulawesi disebut jippeng, dan di Maluku lebih akrab mengenal dengan nama jepen. Sementara di Nusatenggara dikenal dengan julukan dana-dani.

(Seniman Tari Tom Ibnur)


Rudy Djoharnaen
Singapura

No comments: