Pabila cahaya mengalimantang, maka mendongak Sang Angsa terpegun. Apakah benar kata si kahin tua yang melafaz petanda kehidupan Sang Angsa? Bahawa cahaya akan terpancar ke arahnya disaat Sang Angsa kesepian di dalam kandangnya. Mungkinkah benar atau karutnya telekannya itu? Sambil ia terpegun dengan cahaya yang beraneka warna, sang kangar pun berbunyi. Ia lapar dan ingin menyambar tikus atau anak ayam untuk santapan. Namun burung hantu adalah saingannya. Tiba-tiba ia terkejut, cahaya yang terang itu terhadang oleh sang kelawar, lantas menunjukkan bayangnya ke bumi.
Sang Rembulan menyinari alam semesta, dipagari oleh jutaan bintang. Dengan tidak semena-mena melompatlah sang lembu beserta tiga ekor kambing. Sang Angsa pun keluar kandang dan menuju ke arah kolam besar. Lelabi tersenyum melihatnya dan anak-anak itik mengelilinginya. Kodok-kodok pun berbunyi, memanggil hujan turun, demi menghalau ular sawa agar tidak menelan mereka. Laguan sang merbok dan cengkerik menambahkan lagi kepelbagaian bunyi alam semesta. Sang gagak, yang sedang kesedihan dek merak yang 'selenge', juga cuba berlagu untuk menghibur hati, tetapi terperanjat tak terhingga melihat 'Scarecrow' dengan riangnya bertepuk tangan mengikut tempo. Lalu Sang Angsa tertawa. Hatinya terhibur dek aneka ragam alam semesta...
Rudy Djoharnaen
Aku perlukan seseorang membuat karya menggambarkan cerita ini. Zero-Zero atau Enemy, boleh bantu, kalau ada masa?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment